Kisruh ditubuh partai demokrat ini semakin memanas dan mengarah pada perpecahan antar kader demokrat sendiri. Kasus M. Nazaruddin, Bendahara Umum PD bahkan telah menyeret nama-nama lain elite partai. Sebagai partai pemenang pemilu, para petinggi partai harus kerja ekstra agar kasus ini tidak berdampak pada perolehan suara nantinya.
Sejak kasus Wisma Atlet mencuat, banyak pihak berharap agar kasus ini secepatnya dituntaskan. Apalagi dikaitkan dengan nama PD serta keberadaan SBY sebagai Ketua Dewan Pembina partai yang selama ini mendengung-dengungkan gerakan pemberantasan korupsi. Tak ayal, KPK pun langsung mengambil sikap dengan mengeluarkan surat cekal terhadap M. Nazaruddin.
Sikap partai sendiri sudah jelas dengan memberhentikan Nazaruddin sebagai pengurus partai. Walau banyak juga yang menyayangkan karena tidak diberhentikan sebagai anggota DPR. Tapi setidak-tidaknya langkah ini telah menunjukkan bahwa PD tidak akan main-main dengan kasus korupsi.
Hanya saja, menghindarnya M. Nazaruddin ke Singapura serta pro kontra antara kader dalam menyikapi kasus ini ternyata luput dari pengamatan SBY sebagai pembina partai. Situasi perpecahan di tubuh partai pasca pemecatan M. Nazaruddin nampaknya tak bisa terhindarkan.
Mampukkan PD keluar dari persoalan ini? Apakah tanda-tanda perlawanan kader terhadap pembinanya menunjukkan PD berada dalam posisi sulit? Tentunya kita harus menunggu lagi langkah-langkah yang akan diambil para elite partai nantinya.
wah, politik nih.. ga ngerti soal ginian 😛
PKS cocok disebut sebagai Partai Komunis Sejati
Kader-kader PKS banyak yang intelek, Muslim, lulusan dari universitas kami, ITB, dan bahkan yang lulusan luar negeri. Tetapi mereka bertindak seperti kader-kader komunis. Sebelumnya, PKS pernah membuat masyarakat bingung dan terpecah dengan adanya UU Pornografi dan Pornoaksi. Saat ini, pada periode kedua pemerintahan SBY, ternyata PKS telah menyusupkan banyak kadernya ke beberapa kementerian. Antara lain mereka menduduki jabatan-jabatan penting di Kemenkominpo melakukan aktipitas IT menyabotase banyak pengguna internet di twitter, pacebook dan lainnya, yang mereka anggap tidak sesuai tujuan PKS. Kader-kader tersebut disusupkan oleh Tipatul Sembiring. Tipatul karena memiliki kader-kader itu, SBY tidak berani memecat Tipatul meskipun Tipatul tidak menunjukkan prestasi. Tipatul tidak mengerti tugas-tugas Kemenkominpo dan tidak menunjukkan kinerja melayani para pebisnis dan masyarakat.
terima kasih atas komennya di blog saya yg newbie ini
http://kupretist.wordpress.com/
Sekarang pun keadaannya sama mas diujung tanduk,, dirusak oleh mereka2 yang tidak bersih