Centurygate

Bergulirnya hak angket mengenai kasus Bank Century menjadi menarik karena efek bola panas ini sepertinya akan bergulir menjadi keinginan kuat akan penggantian kepemimpinan nasional. Pertarungan antara the winner dengan the loser pada pilpres lalu akan kembali terjadi.

Yang menjadi sasaran tembak kali ini adalah Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani. Dua pembantu Presiden SBY. Akankah SBY rela mengorbankan orang kepercayaannya ini guna menyelamatkan diri?

Gus Dur sendiri menganggap tuntutan bagi kedua tokoh penting tersebut tidak cukup hanya dengan mundur. “Itu (penonaktifan) gak cukup. Ya, orang nyolong ayam aja berbulan-bulan, masak ini nyolong duit negara. Saya itu percaya betul kepada kedaulatan hukum. Dengan adanya kedaulatan hukum maka pengadilan menjadi bebas. Maka orang yang bersalah ya harus ditindak. Ini yang harus diperhatikan,” ujar Gus Dur dikutip Kompas.com

Publik tentu menunggu reaksi kedua orang penting tersebut. Namun sejauh ini kita lihat mereka masih teguh dengan argumen bahwa tindakan memberi talangan pada Bank Century sudah sesuai aturan. Hal ini juga diperkuat atas sikap Sang Boss yang menganggap persoalan Bank Century merupakan efek krisis ekonomi global dan sangat situasional.

Manuver demi manuver terus saja berlangsung. Lebaran kemarin kita dikagetkan dengan kunjungan trio Mallarangeng ke kediaman JK. Walau dengan dalih silaturahmi biasa namun nuansa politis tak terhindarkan. Betulkah kunjungan ini membawa pesan khusus SBY?

Gerakan sipil sepertinya menemukan moment tepatnya. Hari Anti Korupsi yang jatuh pada tanggal 9 Desember nanti bisa menjadi start yang baik bagi kampanye pemberantasan korupsi. Sebahagian kalangan penggiat LSM Anti Korupsi bahkan sudah memperingatkan potensi akan timbulnya kekuatan rakyat (people power). “Masyarakat sipil akan terus mengawal. Semakin ditahan semakin mengeraskan stamina perlawanan,” kata Yudi Latief, salah satu aktivis Kompak yang dilansir Kompas.com